Berita Karo, Berita Online Indonesia Di Online News Indonesia, www.olnewsindonesia.com
Waginem tak menyangka suami dan gadis bungsunya mengalami sakit dalam waktu yang bersamaan. Yang mana pada saat itu suaminya, Sukmayadi, tiba-tiba tidak bisa menggerakkan badan sehingga harus dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Efarina Etaham Berastagi.
“Suami saya mengalami stroke yang disebabkan oleh penyakit komplikasi yang dideritanya. Sebelumnya suami saya memang memiliki penyakit hipertensi dan infeksi saluran kemih. Berdasarkan penjelasan dari dokter yang menangani, stroke yang diderita suami saya katanya dipicu oleh kondisi pembengkakan pada jantungnya sehingga harus rutin menjalani terapi,” kata Waginem menjelaskan.
Sebelumnya Waginem menjelaskan bahwa ia dan keluarganya sempat memilih pengobatan tradisional agar suaminya dapat sembuh seperti sedia kala. Akan tetapi karena penyakit hipertensi yang diderita, Sukmayadi harus rutin mengonsumsi obat agar hipertensi yang ia derita terkendali. Saat ini Sukmayadi rutin menjalani kontrol sebulan sekali kerumah sakit untuk mendapatkan obat hipertensi.
Terdaftar sejak tahun 2015 sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) segmen Penerima Bantuan Iuran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (PBI APBN), Waginem mengaku rutin mengecek keaktifan kepesertaan JKN ia sekeluarganya untuk mencegah apabila sewaktu-waktu dibutuhkan.
Pada saat yang bersamaan, anak bungsunya yang bernama Sella Ramadhani juga telah dua kali rawat inap dirumah sakit karena sakit yang dideritanya. Sella mengalami lemas, demam tinggi, pendarahan pada gusi, serta memar pada sekujur tubuhnya yang mengharuskannya dua kali rawat inap di rumah sakit.
“Sella kemungkinan besar mengalami demam berdarah karena dokter mengatakan trombosit (sel darah putih-red) mengalami penurunan. Saya sangat terbantu dengan adanya Program JKN, sangat meringankan biaya pengobatan anak dan suami saya,†ungkap Waginem.
Berbagai upaya telah dilakukan Waginem agar suami dan anaknya dapat segera sembuh dan dapat beraktivitas kembali seperti biasanya. Saat ini suaminya masih rutin berobat dan terapi sehingga sudah mulai ada perubahan. Waginem juga mengungkapkan kondisi putri bungsunya juga masih belum stabil. Sella masih mengeluhkan nyeri di tubuhnya saat malam hari dan masih mengeluarkan darah dari sela sela gusinya. Rencananya Waginem akan kembali membawa anaknya berobat ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) setelah nanti obatnya habis.
“Suami saya sudah dapat berjalan meski perlahan namun saya tidak henti tetap memberikan semangat untuk suami saya. Selama di rumah sakit kami mendapatkan pelayanan yang baik, tidak dikenakan iur biaya, tidak dibeda bedakan dengan peserta umum, serta proses administrasi yang mudah. Sama sekali kami tidak dipersulit,†jelas Waginem.
Menurut Waginem, Program JKN sangat bermanfaat dan membantu meringankan bebannya saat ini. Di tengah kondisi suaminya yang sedang sakit dan tidak mampu lagi mencari nafkah, Waginem hanya berharap dari kiriman uang belanja dari anak sulungnya yang tengah menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di negeri jiran Malaysia.
“Saya berharap seluruh masyarakat Indonesia dapat segera mendaftarkan diri beserta anggota keluarganya dalam Program JKN. Jangan lupa pembayaran iuran tepat waktu bagi peserta mandiri sebelum tanggal 10 setiap bulannya. Di samping itu jangan lupa untuk memastikan kepesertaan JKN kita dalam keadaan aktif sehingga dapat mengakses layanan kesehatan setiap saat,†kata Waginem.
(David)