Berita Jakarta, Berita Online Indonesia Di Online News Indonesia, www.olnewsindonesia.com
Meski tidak ada joint statement, ‘The 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit’ (P20) yang digelar di Indonesia menghasilkan ‘outcome document’ berupa ‘Chair’s Summary’. Presidensi Indonesia dalam forum parlemen negara anggota G20 itu menghasilkan sejumlah pesan yang dapat menjadi pijakan dunia dalam mengatasi berbagai persoalan global.
“Kami menyepakati tidak ada joint statement, tapi semua pendapat dan masukan serta komitmen-komitmen dalam P20 sudah dicatat,†kata Puan usai menutup Konferensi P20 di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (7/10/2022).
Chair’s Summary tersebut didapat setelah pimpinan parlemen G20 mengikuti 4 sesi diskusi terkait isu-isu prioritas mulai dari pembangunan berkelanjutan, green economy, ketahanan pangan dan energi serta tantangan ekonomi, hingga kesetaraan gender. Menurut Puan, pesan dari P20 akan disampaikan kepada para pemimpin negara-negara G20.
“Sehingga dapat menghasilkan rumusan kebijakan global yang bermanfaat dan dapat terimplementasikan secara konkret dan nyata demi kemakmuran rakyat bersama,†ucap Puan.
Ia secara resmi menutup perhelatan P20 siang tadi yang sekaligus mengakhiri keketuaan Indonesia di P20 pada tahun 2022. “Seluruh rangkaian acara telah berjalan dengan lancar selama dua hari ini. Kami berdiskusi mewakili suara rakyat global, serta menegaskan komitmen kami untuk dunia yang lebih baik,†tegas Puan.
Perhelatan P20 sendiri mengusung tema ‘Stronger Parliament for Sustainable Recovery’ di mana beberapa isu krusial menjadi perhatian peserta P20. Puan yang menjadi chair pada setiap sesi diskusi mengatakan bahwa para parlemen dunia sepakat penguatan peran parlemen merupakan solusi dalam menghadapi situasi global yang sulit.
Sebab parlemen yang kuat adalah kunci untuk mewujudkan demokrasi dan kesejahteraan rakyat dengan mengedepankan kerjasama dengan pemangku kepentingan yang lain. “Dari hasil diskusi, semua negara G20 dan tamu-tamu negara yang datang berkomitmen bagaimana kita bisa bekerja bersama menciptakan perdamaian dunia,” imbuh Puan.
Pertemuan P20 disebut lanjut Puan, juga membawa harapan bahwa pasca pandemi Covid-19, bahwa tidak ada satu negara pun yang akan ditinggal. Puan menyebut, parlemen negara G20 sepakat saling bekerja sama mengatasi persoalan-persoalan global.
Lebih lanjut, parlemen-parlemen G20 juga menyepakati komitmen terkait pasokan energi dan ketahanan pangan. P20 Summit juga menghasilkan komitmen agar dalam menuju tahun 2023, tidak ada negara yang kesulitan mendapatkan pangan bagi rakyatnya. “Juga bagaimana kemudian kami mendukung mendorong agar jangan sampai dalam masalah keamanan, keselamatan dan urusan pangan ini, kemudian perempuan dan anak menjadi korban yang terbesar,†urai Puan.
‘Outcome document Chair’s Summary’ dalam P20 nantinya akan dibawa ke Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan digelar bulan November mendatang di Bali di mana Indonesia memegang presidensi. Menurut Puan, poin-poin yang tertuang dalam outcome document merupakan wujud komitmen bersama para pemimpin parlemen negara-negara G20 yang akan menjadi masukan dalam KTT G20.
Selain itu, ‘Chair’s Summary’ juga akan menjadi rujukan bagi parlemen negara-negara G20 dalam menyusun legislasi sekaligus menjadi referensi bagi pelaksanaan pertemuan P20 tahun 2023 yang akan diketuai oleh Parlemen India.
210