Gagasan Bupati Bogor, Hj. Ade Yasin, SH, MH. Media Online News Indonesia ,Senin (04/02).
Mewujudkan Kabupaten Bogor termaju, nyaman dan berkeadaban tidaklah mudah. Perlu dukungan banyak pihak. Semua stakeholder harus terlibat. Pemerintah, ulama, akademisi, pengusaha, budayawan, ormas, media massa, dan tentunya masyarakat itu sendiri.
Dengan luas 2.664 kilometer persegi dan jumlah penduduk 5,8 juta jiwa, Kabupaten Bogor memiliki potensi besar dalam bidang industri: pariwisata, pertanian dan ekonomi kreatif. Inilah yang akan saya kembangkan ke depan. Demi menciptakan pertumbuhan ekonomi baru. Meningkatkan daya beli. Dan menekan inflasi.
Baru-baru ini, saya juga menggandeng IPB University. Untuk mengembangkan potensi pertanian. Sebab Kabupaten Bogor masih memiliki lahan pertanian yang cukup luas. Lebih dari 45.000 hektare. Ini tentu potensi. Untuk jadi pemasok utama kebutuhan pangan Indonesia. Menjadi lumbung beras nasional. Terpenting lagi— membantu pemerintah dalam meningkatkan ekspor—dan menekan impor pangan dari luar negeri.
Oleh sebab itu, petani jangan menjual dalam bentuk gabah kering lagi. Pada tengkulak. Tapi harus menjual dalam bentuk beras. Dalam bentuk kemasan. Yang punya nilai tambah. Rencananya Kabupaten Bogor akan mengeluarkan beras Bogor asli dengan merek “Carita Makmurâ€. Ini tentu sebuah kemajuan sekaligus kebanggaan.
Rektor IPB University, Dr. Arif Satria merespons baik gagasan ini. Kata beliau, IPB ingin terus berkontribusi mendampingi para petani. IPB bahkan telah membuat program “Tani Centerâ€. Program offline maupun online ini dimaksudkan agar petani dapat mengetahui apa saja informasi di bidang pertanian. Beliau juga menyarankan agar saya menerapkan program smart village. Bila terwujud program itu akan menjadi percontohan nasional dan dapat di kembangkan di daerah lain.
Selain IPB University, saya juga mengajak kampus lain dan seluruh elemen untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki Kabupaten Bogor. Kita bisa berkolaborasi dalam pembangunan. Sekedar diketahui, Kabupaten Bogor juga memiliki program Bogor Caang (Bogor Terang).
Program elektrifikasi desa dengan energi terbarukan ini akan menjangkau desa-desa pedalaman, terpencil dan sulit dijangkau PLN. Di Kabupaten Bogor sendiri, ada 15 ribu lebih rumah tangga yang belum teraliri listrik. Belum tersentuh layanan PLN.
Dan kita sudah bicarakan ini dengan pemerintah pusat. Persoalan anggaran yang menjadi kendala bisa teratasi. Insya Allah Kabupaten Bogor akan dapat bantuan. Saya berharap, tahun ini program Bogor Caang dapat terlaksana dengan baik.
Tak hanya itu, pekan lalu saya juga kedatangan Walikota Bima Arya beserta jajaran Pemerintah Kota Bogor. Pertemuan yang hangat dan bersahabat itu, kita membahas banyak hal. Salah satunya menghidupkan lagi Bogor Economic Summit.
Untuk percepatan pembangunan, Kabupaten dan Kota Bogor memang harus bersinergi. Salah satu kesepakatan yang kita laksanakan bersama adalah memerangi sampah plastik. Dengan mengeluarkan sejumlah kebijakan larangan. Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia. Berdasarkan data BPS, sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/tahun. Dimana sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Ini tentu membahayakan bagi lingkungan.
Karena itu kita perlu duduk bersama. Melakukan penguatan perencanaan pembangunan melalui Bogor Economic Summit (BES). Pertemuan ini tentu jadi solusi menyelesaikan beragam masalah yang ada di Kota maupun Kabupaten Bogor. Terutama untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDG. Doakan semua berjalan lancar. Sebab doa merupakan kekuatan di tengah keterbatasan dan kekurangan.
(Man)