Berita Karo, Berita Online Indonesia Di Online News Indonesia, www.olnewsindonesia.com
Rikki Tamba, salah satu peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) asal Kabupaten Karo, tidak menyangka dirinya harus menjalani rawat inap selama empat hari di RS Efarina Etaham. Rikki sudah demam selama satu minggu, merasa lemas, nyeri otot, sakit kepala serta batuk yang tak kunjung sembuh. Menurut Rikki, ia sudah sempat berobat ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), namun panasnya tak kunjung turun. Hingga pada Jumat dini hari ia harus dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Efarina Etaham Berastagi karena kondisinya bertambah parah.
Setelah dilaksanakan pemeriksaan medis oleh dokter umum di IGD, Rikki dianjurkan untuk menjalani rawat inap karena tubuhnya masih terasa sangat lemas dan butuh penanganan lebih lanjut. Batuknya juga terbilang parah. Lebih lanjut dokter menganjurkan agar dilaksanakan pengambilan sampel darah serta foto thorax karena ada indikasi gejala infeksi paru.
“Hasil cek darah saya terdiagnosa gejala tifus, untuk hasil foto thorax bersih. Sangat bersyukur hasil foto thorax-nya bersih tidak ada masalah. Tidak ada gejala infeksi paru. Saya sudah khawatir sebab saya memang perokok berat. Memang saat dibawa ke rumah sakit saya demam tinggi, nyeri semua di bagian sendi dan otot, pusing kepala dan tubuh saya terasa lemas, belum lagi batuk yang tidak berhenti-berhenti. Beruntung kami sekeluarga sudah didaftarkan sebagai peserta Program JKN dari perusahaan istri. Saya terdaftar pada kelas dua sebagai tanggungan istri sejak tahun 2017,†ujar Rikki,” ujarnya ke wartawan.
Pria ini sangat bersyukur dengan adanya Program JKN tidak perlu memikirkan biaya lagi. Semua gratis ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Rikki menjelaskan bahwa dirinya tidak dapat membayangkan apabila kondisinya yang tiba-tiba jatuh sakit dan diharuskan rawat inap, namun tidak terdaftar dalam Program JKN. Ia yakin bahwa dirinya tidak akan membayar biaya rumah sakit yang mahal.
“Tenaga medis disini juga sangat ramah banyak memotivasi pasien agar semangat untuk sembuh. Dokter merekomendasikan menu makanan yang baik agar saya bisa segera membaik. Dokter juga menjelaskan beberapa pantangan penderita tifus, seperti menghindari mengonsumsi makanan mentah, melakukan aktivitas berat, dan minum air sembarangan,†kata Rikki.
Pada kesempatan yang sama, Sri Pinem, istri Rikki, mengatakan bahwa saat ini pelayanan JKN sudah semakin baik. Berbagai perubahan dan kemudahan terus dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan untuk menaikkan mutu pelayanan kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL).
“Yang sudah kami gunakan salah satunya Aplikasi Mobile JKN. Sekarang sudah ada Aplikasi Mobile JKN yang fleksibel menurut saya. Tinggal download aplikasinya dari Playstore atau Appstore di handphone kita sudah bisa menikmati berbagai fitur yang ada di dalamnya. Mulai dari kartu digital, info lokasi fasilitas kesehatan, info riwayat pelayanan (i-Care JKN), antrean online, penambahan peserta, perubahan data peserta, dan informasi ketersediaan tempat tidur. Selain itu, kita juga bisa skrining riwayat kesehatan untuk mengetahui keadaan kesehatan kita,†ujar Sri.
Ia berharap, seluruh fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dapat mengimplementasikan inovasi digital yang dikembangkan BPJS Kesehatan selaku penyelenggara JKN.
Menurutnya, kehadiran Program JKN telah banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. “Ini kan rumah sakit prinsipnya melayani orang yang sakit. Tentu agar pasien sembuh harus diberikan pelayanan yang nyaman. Fasilitas kesehatan yang bersih serta tenaga medis yang ramah sangat berpengaruh terhadap kesembuhan pasien. Semoga program JKN ini terus terjaga keberlangsungannya ke depan dan semakin baik lagi pelaksanaannya. Masyarakat yang belum terdaftar JKN, mudah-mudahan juga bisa segera menyadari pentingnya sedia payung sebelum hujan dengan menjadi peserta JKN,†terang Sri mengakhiri.
(David)