Berita Bogor, Media Online News Indonesia, Jumat, 12 April 2019.
 Pasar Tradisional di jalan lingkar Citeureup. Telah menjadi pusat perekonomian warga sekitar. Karenanya, keberadaannya masih terus dipertahankan oleh pemerintah Kabupaten Bogor.
Bukan tanpa alasan, pengelolaan pasar yang telah puluhan tahun ini. Memprioritaskan ketertiban dan ketertataan yang rapih.
“Lebih cocoknya pasar ini di sebut pasar adat. Karena sudah ada lama. Karena itu pengelolaannya rapih hingga tidak mengganggu kepentingan umum, ” tukas Tokoh Masyarakat Citeueup, Ahmad Rifai.
Tanpa disadari, keberadaan pasar ini telah menunjang program pemerintah sejak lama. Khususnya dalam pengentasan kemiskinan.
“Perputaran uang ada di sini. Masyarakat diuntungkan dengan aktifitas jual beli di sini, ” kata Ahmad.
Adanya pasar ini juga menunjang program panca karsa Bupati Bogor. Kenapa demikian, karena, melalui perekonomian yang mapan.
Pendidikan, kesehatan termaksud keberadaban menjadi niscaya.
“Muaranya ada di ekonomi. Karena mereka berdagang jadi bisa sekolahkan anak, berobat, dan membekali pendidikan agama dan budaya, ” ucapnya.
Meskipun demikian, tak sedikit yang berpendapat sinis. Khususnya para elit politik maupun masyarakat di luar Kecamatan Citeureup.
“Ada yang bilang pasar ini ganggu masyarakat. Saya yakin itu pendapat borang yang iri saja. Silahkan cek, masyarakat Citeurep pasti semua diuntungkan oleh pasar ini, ” tukasnya.
Kondisi itu dibenarkan oleh pihak kepolisian. Saat dikonfirmasi, Kanit Lantas Polsek Citeureup AKP Taryana mengaku belum mendapat aduan dari masyarakat. Terkait, pasar tradisional dilingkar jalur PU.
“Macet memang sering. Tapi semua karna volume angkot yang semakin banyak dan belum ditunjang sarana terminal. Untuk pasar, belum ada (keluhan, red), “kata Taryana.
(Man)