Keluarga Ngatijah Sangat Terbantu Pakai JKN, Biaya Berobat Juga Gratis

Berita Karo, Berita Online Indonesia Di Online News Indonesia, www.olnewsindonesia.com

Ibu Ngatijah ini merupakan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang terdaftar sejak tahun 2021. Setelah almarhum suaminya pensiun dari sebuah perusahaan perkebunan milik negara sekitar tiga tahun yang lalu, Ngatijah mengaku lega sudah terdaftar sebagai peserta Program JKN karena dirasa sangat membantunya berobat.

Menurut Ngatijah tersebut, kehadiran Program JKN terasa sekali bagi masyarakat yang tidak mampu berobat karena terkendala masalah ekonomi.

Ketika berkunjung ke rumah anak sulungnya di Kota Kabanjahe, Ngatijah yang sehari-harinya mengisi waktu luangnya dengan bercocok tanam di kebun sawit peninggalan suaminya menceritakan kisah penyakit lever yang sudah dialaminya sejak usia sekolah dasar. Menurut Ngatijah, penyakit lever yang dialaminya merupakan faktor keturunan sejak lahir. Hingga kini, dokter menyarankan dengan menjalani pola hidup sehat, memperbanyak minum air putih, istirahat yang cukup, serta mengonsumsi makanan sehat.

“Kalau sudah kambuh penyakitnya, saya tidak selera makan, perut terasa nyeri di bagian kanan atas, kulit dan mata menguning, serta mudah lelah. Sejak tahun 2020 sudah lima kali saya menjalani rawat inap di rumah sakit karena penyakit ini. Empat kali di rumah sakit didaerah Cikampak daerah Labuhan Batu Selatan dan sekali di RS Murni Teguh Medan. Mudah-mudahan ke depannya tidak akan kambuh lagi,” ujar Ngatijah kepada wartawan.

Selain karena penyakit lever, Ngatijah mengatakan pada tahun 2021 ia sempat menjalani operasi sinusitis di RS Murni Teguh Medan. Penyakit sinusitis yang dideritanya terjadi akibat jamur yang terdapat pada rongga hidung sehingga menyebabkan sumbatan dan pembengkakan pada hidung.

“Waktu itu saya jadi sering mengalami gejala pilek, hidung tersumbat, sulit bernapas dari hidung jadi harus bernapas dari mulut. Bahkan yang paling membuat saya tidak tahan sakit kepala akibat tekanan hidung tersumbat. Awalnya saya enggan berobat, tapi anak sulung saya berhasil membujuk saya agar saya mau berobat. Kebetulan waktu itu saya juga sedang liburan di rumahnya, di Kabanjahe. Jadi untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) saya sementara dipindahkan ke klinik daerah Kabanjahe melalui Aplikasi Mobile JKN karena saat ini saya memang lebih sering tinggal di sini sekarang,” kata Ngatijah.

Setelah beberapa kali mendapatkan pelayanan rawat jalan dan kondisinya yang tidak kunjung membaik, dokter menyarankan agar sinusnya operasi dengan tujuan untuk mengangkat jamur yang mengganggu. Operasi itu juga diharapkan dapat membersihkan cairan-cairan yang menyebabkan hidung Ngatijah tersumbat dan sulit bernapas. 

Ngatijah mengatakan ia mendapatkan pelayanan yang baik dalam mengakses layanan di klinik maupun di rumah sakit tempat ia berobat. Tidak ada biaya apapun yang dibebankan kepada dirinya, layanan administrasinya pun dirasa Ngatijah sangat mudah. Selain itu, dengan tersedianya Aplikasi Mobile JKN, kini sudah dapat dimanfaatkan Ngatijah untuk mengambil antrean secara online. Dirinya juga dapat berobat dengan menunjukkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) Digital.

“Sementara waktu saya tinggal di sini bersama anak dan cucu saya. Kalau di kampung tidak ada yang bisa menemani jika sewaktu-waktu butuh berobat. Selain anak ada cucu juga yang membuat saya jadi lebih terhibur. Mereka bisa menemani dan siap sedia kapan saja jika saya membutuhkan layanan kesehatan,” tutur Ngatijah.

Wanita ini merasa sangat bersyukur bisa berobat lever serta sinusitis gratis berkat Program JKN. Dirinya merasa terbantu karena tanpa JKN tentu harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk berobat. Apalagi sekarang biaya pelayanan kesehatan cukup mahal. Kini penyakit lever dan sinusitisnya sudah berangsur-angsur sembuh serta jarang kambuh. 

Pada kesempatan yang sama, anak dari Ngatijah, Anggi Nastati Damanik juga pernah memanfaatkan Program JKN untuk operasi pengangkatan tumor jinak yang tumbuh di bagian dalam telinganya pada tahun 2016. Ia menuturkan bahwa ia juga terbantu sekali karena biaya operasinya cukup besar.

“Program JKN ini manfaatnya baru terasa kalau sudah sakit dan butuh berobat. Mudah-mudahan program mulia ini terus berlanjut untuk membantu masyarakat,” ujar Anggi.

(David)