by

Menata Sikap Dan Perilaku,Urusan Kolektif..!

 

Oleh : Saut Marasi Manihuruk, S.Pd.

Ada dua pencapaian yang patut kita syukuri sebagai warga Samosir dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini.

Pencapaian pertama adanya penataan kota Pangururan sebagai pusat ragam aktivitas masyarakat, pembangunan infrastruktur, dan penataan situs-situs strategis lainnya untuk mempersiapkan diri sebagai tujuan wisata yang diminati oleh wisatawan domestik dan mancanegara.

Pencapaian kedua, baru-baru ini, Samosir mendapat opini WTP setelah menunggu lebih kurang lebih lima belas tahun lamanya. Dua pencapaian ini menunjukkan daya dan upaya yang intensif untuk melakukan yang terbaik bagi Samosir. Semuanya itu harus kita syukuri dengan tetap mendoakan para pemimpin kita, Bapak Bupati dan Wakil Bupati, dalam menjalankan tugas-tugas pengabdiannya untuk kemaslahatan bersama.

Namun demikian, di samping dua pencapaian tadi, ada lagi yang perlu kita bangun dan tata secara kolektif dan serius, seperti sikap, perilaku, dan pengetahuan sebagai warga yang sudah memiliki visi bersama yaitu sejahtera, mandiri, dan berdaya saing yang diusung oleh Rap Berjuang pemenang Pilkada Tahun 2015 Samosir dengan kemenangan 54.91% itu.

Dalam sikap, belum ada kesejajaran dengan perkembangan pencapaian yang ada dan ini merupakan tantangan bagi kita bersama. Ketika berkendara di Kota Pangururan akhir-akhir ini, penulis atau mungkin bahkan para pengendara lainnya, belum merasakan manfaat diperlebarnya badan jalan di sekitar kota Pangururan.

Ini disebabkan budaya parkir yang tertib belum dihidupi oleh pengendara, karena kenderaan terparkir di sebelah kiri dan kanan badan jalan sehingga berakumulasi pada penyempitan ruang jalan bagi pengendara yang sedang berlalu dan mengurangi ketertiban kota yang sedang ditata.

Sesungguhnya hal itu bisa tidak terjadi, hanya saja jika adanya budaya parkir yang baik. Ini semua bertumpu pada sikap untuk mengutamakan orang lain lebih utama, daripada diri sendiri sebagai praktik hidup nyata. Ini adalah tantangan sekaligus peluang bagi para pihak untuk membentuknya ke arah yang ideal.

Praktisnya, ini membutuhkan waktu dan proses yang panjang untuk kita lakukan dengan sungguh-sungguh lagi secara bersama-sama di semua lini. Proses ini harus dibayar hari ini dan marilah kita menjadikan tugas ini menjadi urusan semua pihak bukan hanya meletakkannya pada pemerintah kabupaten saja sebagai advance organizer utama, namun tanggung jawab kolektif ini secara perlahan-lahan harus dari diri kita sendiri.

Dalam perilaku, apa yang kita lakukan sekarang merupakan akumulasi dari apa yang kita ulang-ulang pada masa lalu. Mungkin saja, perilaku kita memerlukan adaptasi yang bersegera dalam proses transisi lambat atau cepat ?, Ini semua bergantung pada seberapa banyak kita berangkat dari kesadaran yang tersadari untuk mencari format perilaku yang berterima dalam dinamika hidup bersama sebagai warga Samosir.

Dalam pengetahuan, diperlukan pengetahuan akan visualisasi apa yang dituang dalam indikator-indikator pencapaian visi dan misi yang telah digariskan. Pengetahuan yang penuh hikmat untuk memahami apa yang telah dicanangkan oleh pemerintah Kabupaten Samosir untuk kita capai lakukan secara kolektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Cara parkir, tutur, pikir, kelola, dan cara-cara lain dalam dinamika praktik hidup bersama, semuanya memerlukan pengetahuan yang perlu kita kembangkan secara cerdas dan berkesinambungan untuk tujuan yang sudah disepakati bersama dengan pemerintah sebagai pemegang mandat dari rakyat.

Mari kita upayakan harmoni dalam semua sendi kehidupan kita dengan melakukan perubahan-perubahan praktis dalam sikap, perilaku, dan pengetahuan kita sebagai warga yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang sudah ditanamkan oleh pendahulu kita. Dan, semuanya ini merupakan urusan kita secara kolektif. Semoga … !

(JuntakStar)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.