Mempersiapkan Bisnis Investasi Dan Industri Pariwisata Waterfall ‘Sipiso Piso’ Sebagai Lokomotif Perekonomian Sumut

Berita Karo, Berita Online Indonesia Di Online News Indonesia, www.olnewsindonesia.com

Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2016 tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba merupakan momentum yang patut disyukuri bagi masyarakat Sumatera Utara sebagai pelaksanaan pengembangan dinamis Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Dengan dibentuknya lembaga Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) artinya kawasan Danau Toba diakui secara nasional untuk dikembangkan dan dijadikan destinasi pariwisata tingkat dunia yang mengutamakan kearifan lokal.

BPODT yang merupakan satuan kerja dibawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf / Kabaparekraf) memegang tugas sebagai sinkronator dan koordinator, bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan 8 Pemerintah Kabupaten (Samosir, Toba, Dairi, Simalungun, Pakpak Bharat, Karo, Humbang Hasundutan) sebagai skala prioritas.

Untuk menghadirkan Pariwisata berkualitas dan berkelanjutan yang menjadi cita-cita Pariwisata Indonesia, memang diperlukan penyediaan layanan yang terbaik, mulai dari hotel, villa, akses dan wahana hiburan itu adalah satu kesatuan sebagai penunjang dunia industri Pariwisata. Dimulai dari segi keamanan, ketertiban, kebersihan, dan pelayanan yang baik dalam menjamu para Wisatawan itu sangat utama dalam industri Pariwisata ‘kekinian’.

Nah, bila itu semua dapat kita lakukan dengan baik dan memiliki manajemen yang komprehensif serta kontinyu, akan dapat memberikan semangat dan keyakinan bagi para Pelaku Industri Pariwisata dikawasan Danau Toba yang merupakan bagian dari BPODT dan tentunya Indonesia secara global untuk terus dapat meningkatkan kualitas pelayanan bagi wisatawan sekaligus membuka kesempatan untuk saling berkolaborasi.

Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Sumatera Utara yang terbaik nan eksotik adalah Kawasan Danau Toba meliputi 8 (delapan) Kabupaten mengitari Danau yang terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, bahwa ditengah Danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir dikelilingi perbukitan panorama alam yang indah seperti tertata rapi oleh tangan manusia, sehingga para Pelancong tak bosan bosannya berkunjung ke Danau Toba tersebut.

Diketahui bahwa Danau Toba yang sudah cukup terkenal kemancanegara bahkan dunia ini, yang memiliki panjang sekitar 100 kilometer dan lebar 30 kilometer dengan kedalaman sekitar 505 meter terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.

Terlepas dari adanya cerita rakyat yang melegenda terhadap asal usul Danau Toba, banyak masyarakat yang mempercayainya sehingga lagenda itu menjadi magnet untuk menyedot perhatian masyarakat lokal, nasional dan internasional untuk memijakkan kakinya ke Kawasan Danau Toba. Yang konon memiliki banyak jenis ikan di Danau untuk di pancing ataupun dijala oleh masyarakat lokal dan para Wisatawan walaupun itu hanya untuk dikonsumsi di area wisata Danau Toba, ataupun hanya sebatas menghibur diri saja.

Kemajuan era digital tak dapat dibendung maju sangat pesat saat ini, erat kaitannya dengan revolusi 4.0 yang berfokus pada bagaimana mengotomasi sebuah pekerjaan itu takkan terhindari, artinya siap tidak siap kita harus menghadapi revolusi 4.0 ini, yang pasti semua itu berhubungan pula dengan pengembangan kawasan Danau Toba sebagai salah satu mesin penggerak ekonomi rakyat dan tentunya menjadi indikator peningkatan perekonomian warga serta untuk masyarakat Sumatera Utara.

Salah satu andalan DTW di Kabupaten Karo yang masuk dalam bagian Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) yang merupakan Satuan Kerja dibawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI tersebut adalah Desa Tongging, Kecamatan Merek Kabupaten Karo ini sangat cocok dan strategis bagi para stakeholders berinvestasi dalam meningkatkan perekonomian daerah.

Selain memiliki panorama alam yang sangat eksotis, udaranya nan sejuk juga memiliki ciri khas tersendiri yang membedakan dengan wilayah Danau Toba lainnya, yakni adanya waterfall / air terjun maha karya dari Sang Pencipta Alam Semesta atau lebih akrab ditelinga wisatawan lokal dengan sebutan “Air Terjun Sipiso – Piso Tongging” yang berada di ketinggian 1300 mdpl/diatas permukaan laut dan panjang air terjun tersebut sekitar 120 meter dari atas tebing.

Dengan kata lain, DTW Air Terjun Sipiso – Piso yang ada ini, banyak menyedot turis yang berdampak menambah perekonomian lokal jadi lokomotif ekonomi di Sumatera Utara, hingga menciptakan lapangan kerja, merangsang pertumbuhan industri Pariwisata, memicu pertumbuhan ekonomi, terlebih dapat mendongkrak kunjungan wisatawan dari belahan dunia ke Indonesia dari segala sektor di Industri Pariwisatanya.

Ini dibuktikan dari berbagai kegiatan telah digelar, mulai kirab budaya hingga F1 Power Boat bertaraf Internasional di setiap Kabupaten yang melingkupi Danau Toba menuai buah manis dan sukses menyedot Ratusan Ribu orang pengunjung dari lokal dan mancanegara saat itu.

Pemerintah Kabupaten Karo sangat antusias dan ‘jorjoran’ berupaya merevitalisasi, dengan membenahi spot – spot wisata di Kabupaten Karo dari segala lini khususnya di wilayah Tongging yang sudah terkenal mendunia ini, mulai dari menggalakkan promosi melalui buklet, media sosial, media mainstream dan mensosialisasikan kepada stakeholders khususnya terhadap Pelaku Wisata serta hadir dalam pagelaran seni budaya di setiap kegiatan lokal hingga nasional yang digelar oleh Pemerintah maupun para Liaison Officer/LO dan Penggiat Wisata.

Diketahui bahwa hamparan Desa Tongging yang dikelilingi hutan pinus dan perkebunan mandiri mengitari bibir Danau Toba ini, menambah takjub bagi para Pelancong yang berkunjung dan memanjakan diri untuk rehat, sehingga pembangunan villa ataupun homestay sangat dibutuhkan dan disiapkan oleh Pelaku wisata dengan harga ekonomis dan pastinya terjangkau bagi para tamu yang menginap ditambah pelayanan yang ramah dengan tidak meninggalkan garis kearifan lokal.

Berdasarkan keterangan dari Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Kebudayaan Serta Pariwisata Kabupaten Karo, (Kadis Budporapar) Munarta Ginting, yang mana setelah usainya COVID-19, mulai dari tahun 2022 setiap tahunnya para Wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Karo meningkat, dan khusus untuk kunjungan Wisatawan lokal dan Mancanegara ke objek wisata Air Terjun Sipiso – Piso pada tahun 2023 saja berkisar 118.817 orang, diantaranya ada sekitar 100 orang tamu dari Wisatawan Mancanegara yang berkunjung ke Air Terjun.

“Ada peningkatan kunjungan Wisatawan ke area waterfall atau Air Terjun Sipiso – Piso ini, mungkin karena ke – unikan dan ke indahan alam sekitar yang membuat Wisatawan makin terpanggil ke sini, ditambah udara yang sangat sejuk dan asri serta ada beberapa spot yang cukup menarik di area Desa Tongging yang di kelola oleh pihak swasta,” sebut Munarta ini.

Terkait kegiatan kepariwisataan di area Desa Tongging dan Sipiso- Piso ini, “Kami dari Dinas Pemuda Olahraga Dan Kebudayaan serta Pariwisata Kabupaten Karo, tetap membuat kegiatan – kegiatan seperti menggelar acara music camp di area Tongging, dan ini sudah berjalan selama 3 tahun berturut turut, sejak tahun 2021 s/d 2023 yang kadang mengundang Artis dan Seniman Nasional. Bahkan kita juga telah buat komunitas Para Layang untuk melatih Pemuda lokal menjadi Penerjun Profesional,” terang Munarta Ginting ini.

Namun karena adanya niat yang baik membangun daerah, maka ada harapan dan keyakinan dari seorang Kepala Dinas yang energik ini untuk mengembangkan wisata di wilayah lingkup Danau Toba. Beliau ingin akses dari Desa Tongging menuju Desa Sibolangit dan akses menuju Sikodon – kodon, dimana sepanjang bibir Danau Toba dibuatkan spot tempat bersua foto untuk Wisatawan.

Disamping hobby hiking ditambah adanya homestay sepanjang bibir Danau Toba, dan adanya spot foto atau landmark di titik-titik yang menarik, juga meningkatan kegiatan atraksi yang merupakan bagian dari promosi itu sendiri, semisal kegiatan atau event Internasional di setiap Kabupaten dibawah BPODT Caldera Toba itu sangat perlu digenjarkan di optimalkan lagi serta melibatkan para stakeholders agar perputaran ekonomi dari segala lini terdongkrak hingga kita semua bisa menikmatinya,” sebut Kadis Budporapar ini.

Dengan melibatkan masyarakat setempat dalam setiap industri Pariwisata akan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat, menaikkan perekonomian rakyat, menciptakan kapasitas dan lapangan kerja serta meningkatkan promosi untuk produk lokal dan lain sebagainya. Dengan tetap menjunjung tinggi adat budaya setempat/kearifan lokal yang niscaya akan seluruh industri Pariwisata Sumatera Utara menjadi bagian dari Budaya Nusantara yang tidak tertutup kemungkinan bisa mendunia, hingga persentase peningkatan dunia industri Pariwisata di Tanah Air lebih baik lagi.

(David)