by

Bos Indocement Pinta “Proyek NAMBO Jangan Molor!”

Berita Bogor, Online News Indonesia Selasa (4/9)

Persoalan sampah di Bogor menjadi masalah laten yang belum terselesaikan secara maksimal. Karenanya, pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Lulut Nambo yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat diharapkan banyak pihak termaksud PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.

Dalam rilisnya, Direktur Utama Indocement, Christian Kartawijaya mewanti-wanti proyek tersebut bisa berjalan tepat waktu. Sehingga bisa menjadi solusi mengatasi sampah.

“Kami berharap agar proyek ini dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan,” tegas Direktur Utama Indocement, Christian Kartawijaya.

Karenanya menurut Christian, proyek itu bisa berjalan lancar berkat kerjaaama semua pihak . Baik Pemerintah Pusat maupun Daerah, Pemprov. Jawa Barat, Kabupaten Bogor, serta semua Kepala Dinas terkait, yang memiliki peran masing-masing dalam rangka mensukseskan proyek ini.

“Mari kita bersama-sama menjadikan Jawa Barat Bersih Lestari”, ujarnya.
Untuk diketahui, telah dilakukan Pencanangan Pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Lulut Nambo yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama dengan Pemenang Tender, PT Jabar Bersih Lestari, bertempat di Gedung Sate, Bandung.

Pencanangan ini merupakan titik awal dari suatu solusi penanganan masalah sampah di regional Kabupaten Bogor, Kota Bogor dan Kota Depok, dimana fasilitas terpadu ini nantinya akan menjadi tempat pembuangan akhir sampah dari tiga wilayah.

Berlokasi di Kampung Curug Dengdeng, Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, atau 6,6 kilometer dari pintu keluar Gunung Putri Tol Jagorawi, TPPAS Nambo akan mengolah kurang lebih 1.500 ton sampah setiap harinya menjadi 30% Refuse Derived Fuel (“RDF”).

Dengan pemrosesan yang sederhana dan berbiaya rendah, RDF akan dibeli oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (“Indocement”) sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara.

Proyek TPPAS ini telah dimulai sekitar 8 tahun yang lalu dan merupakan proyek yang memiliki banyak nilai strategis bagi Indocement.

Proyek ini akan membuka pintu sejarah baru bagi Indonesia dalam menangani pengolahan sampah yang merupakan masalah umum di semua kota di Indonesia.

Sebagai wujud nyata dukungan dalam proyek ini, Indocement pada 2015 yang lalu telah membangun jalan tembus Gunung Putri untuk menghubungkan jalan provinsi ke lokasi proyek TPPAS Lulut Nambo ini.

Sampah rumah tangga yang dihasilkan setiap hari apabila diproses dengan baik dan benar dapat menghasilkan energi yang lebih ramah lingkungan, terbarukan (renewable) serta mengurangi emisi karbon bagi industri semen.

Proyek ini juga dapat dijadikan percontohan bagi daerah lain sehingga masalah sampah rumah tangga bisa teratasi tanpa menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat sekaligus dapat memanfaatkan lahan yang kurang efisien.

Selain itu proyek ini adalah jawaban untuk mengatasi permasalahan sampah khususnya di wilayah Jawa Barat.

Saat ini pabrik Indocement sudah mampu memanfaatkan RDF sebagai bahan bakar.

Sebagai buktinya pada akhir 2017, Kompleks Pabrik Citeureup telah menerima Sertifikasi Standar Industri Hijau untuk Industri Semen Portland dari Lembaga Sertifikasi Industri Hijau, Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.

(Man)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.