by

Dr Ramon Amiman Sudah Buktikan Mampu Beri Kebaikan Bagi Karyawan Dan Rumah Sakit Bethesda, Hanya Dalam 2 Tahun

Berita Tomohon, www.olnewsindonesia.com, Rabu, 26 Januari 2022

Akhirnya direktur dan wakil direktur RSU GMIM Bethesda Tomohon yang telah diberhentikan oleh Yayasan Medika GMIM yaitu Dr. Ramon bersama Dr. Maryo Moningka Sp Rad dan Dr. Ellaine Wenur MKes berbicara dihadapan pers pada hari senin sore (24/01/2022).

Klik Gambar ini Untuk Liputan Videonya

Pertemuan itu dilaksanakan tepat 1 (satu) minggu setelah penyampaian pengurus Yayasan Medika GMIM dan Pembina (BPMS GMIM) dalam Rakor bersama seluruh ketua Badan Pekerja Majelis Wilayah (BPMW) GMIM di kantor sinode GMIM, dimana salah satu agenda Rakor adalah penjelasan tentang RSU GMIM Bethesda, akibat reaksi spontan karyawan untuk menolak pergantian mendadak Direktur di rumah sakit tersebut pada tanggal 12 januari 2022.

Awal penyampaian Dr. Ramon menerangkan pengalamannya sebelum bergabung dengan RSU GMIM Bethesda Tomohon. Bermula dari mengabdi dibidang kesehatan di Polri setelah menyelesaikan studi Kedokteran dan menjalani pengabdiannya selama 30 tahun yang mana separuhnya atau lebih dari 15 tahun ditugaskan sebagai Ketua Bidang Kedokteran dan Kesehatan (KABIDDOKKES).

Tugas KABIDDOKKES pertama di Polda Sulteng selama 3 tahun 7 bulan. Selanjutnya dipindahkan sebagai KABIDDOKKES Polda Sulut selama 2 tahun 9 bulan. Kemudian dipindahkan di Polda Papua sebagai KABIDDOKKES juga selama 9 tahun 3 bulan hingga pensiun pada bulan Juli tahun 2019 dengan pangkat terakhir Komisaris Besar Polisi.

Beberapa bulan kemudian Dr. Ramon Amiman diminta untuk memimpin RSU GMIM Bethesda Tomohon dan kemudian dilantik sebagai Direktur pada tanggal 28 oktober 2019.

Menjalani awal tugas beliau cukup terkejut mengetahui keadaan RSU GMIM Bethesda yang rumit karena beratnya tantangan karena menumpuknya hutang mencapai 7 milyar diantaranya di bank mandiri 1,5 milyar, di koperasi Bethesda 1 milyar, hutang di bank BRI, juga hutang dengan pihak ketiga saat pembangunan gedung victory, sedangkan pemasukan bulanan saat itu hanya cukup untuk biaya maintenance rumah sakit.

Dr. Ramon kemudian melanjutkan bagaimana tantangan bulan pertama dan kedua itu, bersama direksi berpikir untuk mengelola lebih baik dan efisien dengan membuat prioritas pekerjaan agar dapat menutupi hutang. Sehingga dampak perubahan pelayanan yang menjadi semakin baik akhirnya berbuah manis, yaitu di bulan januari 2020 bisa mendapatkan keuntungan sebesar 6 milyar.

“Jadi target tahun 2020 itu bagaimana kita mau menyehatkan dulu rumah sakit ini. Dan memang pada akhir tahun 2020 kita seluruh karyawan bisa lega, bahwa ternyata kita secara keuangan sudah bisa sehat,” kata Dr. Ramon.

Beliau juga sejak awal menekankan bahwa pelayanan kesehatan adalah pelayanan tim sehingga dibutuhkan kebersamaan antara management, direksi dan karyawan yang semuanya bersatu karena tidak ada yang lebih hebat.
Hal itu yang membuat direksi memberikan paradigma baru bahwa direksi menjadi contoh kepada struktural untuk taat aturan, sehingga struktural menjadi contoh bagi seluruh staf. Karena itu beliau mengatakan bahwa, “SDM (karyawan) itu adalah aset utama bukan pelengkap penderita, sehingga harus dirawat dan diberikan kesejahteraan agar motivasi kerja meningkat dan kinerja menjadi optimal”.

Wujud kepedulian kepada karyawan memang terlihat sejak tahun 2020, dimana direksi menaikan tunjangan struktural, kemudian juga menaikan gaji karyawan kontrak. Tahun 2021 gaji disesuaikan kembali menjadi lebih baik lagi sesuai evaluasi kinerja karyawan.

Bentuk perhatian kepada karyawan terus dilakukan menjadi makin baik, antara lain pengadaan seragam kerja 3 set untuk tenaga medis dan 2 set untuk tenaga non medis, yang siap dipakai dan diterima tanpa beban biaya. Karena pada era kepemimpinan sebelumnya hanya berupa bahan kain, sehingga ongkos jahit dibebankan kepada karyawan. Seragam tersebut juga disertai sepatu yang juga gratis. Ditambah lagi diberikan seragam olah raga yang baru untuk seluruh karyawan masing-masing 2 pcs.

Masih untuk kesejahteraan karyawan diberikan pula THR 1 bulan upah dimana ketika pemimpin sebelumnya THR berupa bingkisan. Kemudian hal baru lainnya yaitu pemberian makan bagi karyawan, agar menjadi tertib dan fokus dalam bekerja.

“Kemudian untuk meningkatkan kualitas SDM sepanjang tahun 2021 telah melaksanakan lebih dari 24 kali pelatihan kompetensi dasar, sehingga seluruh tenaga kesehatan selesai mengikuti program tersebut dan memiliki kompetensi dasar, yang kemudian direncanakan tahun 2022 akan dibekali pelatihan kompetensi lanjutan”, demikian dijelaskan oleh Dr. Ramon Amiman.

Hal inilah yang membuat karyawan sangat menyayangi tim direksi yang dipimpin oleh Dr. Ramon Amiman, karena kepemimpinannya membuat karyawan makin sejahtera dan dihargai serta bangga terhadap pembangunan fisik gedung dan penambahan fasilitas termasuk alat kesehatan, yang mana semua sangat signifikan perubahannya.

Bahkan ungkapan kekaguman atas pesatnya perubahan pelayanan dan penampilan RSU GMIM Bethesda Tomohon disampaikan oleh masyarakat yang melintas ataupun yang mendapatkan layanan langsung, dan hal ini didengar langsung oleh banyak karyawan.

Namun beliau juga menerangkan saat mulai ada kemajuan di tahun 2020 pengurus Yayasan Medika GMIM diganti pada bulan agustus 2020 itu, sehingga mulailah babak baru dialami oleh direksi RSU GMIM Bethesda Tomohon.

Bulan pertama kepemimpinan pengurus baru yayasan Medika, melakukan registrasi kendaraan bermotor di semua unit kesehatan. RSU GMIM Bethesda harus menerima kenyataan 2 unit mobil yaitu bus operasional dan sedan camry ditahan di Yayasan, bahkan dihapuskan dari aset RSU GMIM Bethesda.

Kemudian bulan berikutnya Yayasan memberikan surat pemberhentian insentif 3% untuk direksi, yang telah dibuat oleh pimpinan sebelumnya bersama pengurus Yayasan yang lama. Sedangkan keputusan ini dilakukan pengurus Yayasan tanpa mengajak berdiskusi direksi, sama halnya dengan penarikan 2 unit mobil juga tidak melalui pertemuan rapat atau diskusi. Hal ini membuat direksi kecewa karena tidak dihargai.

Direksi belum langsung melaksanakan atau tetap mengambil insentif tersebut, sehingga Yayasan meminta untuk mengembalikan. Karenanya Yayasan akhirnya memberikan Surat Peringatan Pertama dan Kedua di tahun 2021, termasuk isi SP tersebut karena penyetoran sentralisasi yang menurut Yayasan belum tuntas.

Tentang sentralisasi Dr. Ramon mengatakan bahwa tahun pertama memimpin hingga tahun 2020 setorannya adalah 50 juta per bulan (600 juta/tahun), dengan rincian 30 juta untuk Sinode dan 20 juta untuk Yayasan.

Kemudian tahun 2021 Yayasan meminta untuk membantu menaikan gaji pendeta dan guru agama, sehingga sentralisasi dinaikan menjadi 3, 25 milyar / tahun. Namun beberapa bulan kemudian Yayasan memberitahu bahwa sentralisasi berubah menjadi 4,2 milyar / tahun atau 350 juta / bulan.

Berlanjut di bulan November saat rapat direksi Yayasan meminta bantuan agar mendukung untuk sidang tahunan dan RSU GMIM Bethesda bersedia menyetor 2 milyar. Dan akhirnya RSU GMIM Bethesda melunasi semua permintaan Yayasan pada bulan Desember 2021, tentang kekurangan sentralisasi dan pengembalian insentif direksi.

Itu sebabnya beliaupun heran mengapa tanggal 12 Januari 2022 tiba-tiba Yayasan menggantikan mereka sebagai direksi melalui surat pemberitahuan yang diberikan pagi itu jam 08.30 dan harus menyerahkan semua dokumen 1,5 jam kemudian atau jam 10.00 hari itu. Padahal semua kewajiban telah dipenuhi.

Oleh karena itu tindakan Yayasan dan Pembina menimbulkan kemarahan karyawan yang sudah sangat mencintai pemimpin mereka, sehingga menolak pergantian tersebut dengan melakukan demo untuk tetap mempertahankan Dr. Ramon Amiman dan wakil direktur yang kini menjadi viral di Sulawesi Utara.

(Arnold William Krikhoff)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.