Mayor Ahn Jun-hyun dari Angkatan Udara Korea Selatan mengemudikan prototipe KF-21 No.1 yang menampilkan bendera nasional Korea Selatan dan Indonesia pada Selasa (19/7/22) di Kota Sacheon, Provinsi Gyeongsang Selatan, ungkap situs Koreanherald.
Dengan melakukan terbang perdana tersebut, maka ramai-ramai media internasional mengabarkan capaian yang sudah dilakukan oleh Korea Selatan dan mitranya Indonesia. Walaupun sempat dikabarkan media berbahasa Korea Selatan, Sedaily (11/7/22), Indonesia terlambat memberikan kontribusi yang signifikan.
Dari biaya pengembangan KF 21 sebesar KRW 8,8 triliun, 60% ditanggung bersama oleh pemerintah Korea, 20% oleh Indonesia, dan 20% oleh perusahaan Korea seperti KAI,” demikian dilansir Sedaily.
“Masalahnya, Indonesia terlambat memberikan kontribusi yang signifikan karena kesulitan ekonominya sendiri,” ungkap media itu.
Prototipe pesawat tempur KF-21 Boramae lepas landas untuk penerbangan perdananya pada pukul 15:40 di pangkalan Sayap Pelatihan ke-3 Angkatan Udara Korea Selatan di kota Sacheon, Provinsi Gyeongsang Selatan, ungkap Administrator Program Akuisisi Pertahanan. Jet tersebut terbang selama 33 menit dan mendarat pada pukul 16:13. Serta akan mulai melakukan sekitar 2.200 penerbangan uji mulai bulan ini hingga 2026 dengan enam prototipe pesawat tempur KF-21.
Spesifikasi dasar KF-21 Boramae yang mampu mencapai kecepatan 2,2 Mach dirasakan cukup bagi untuk Indonesia dan menjadikannya sebagai jet tempur interceptor yang selama ini diemban oleh Su-30. Serta cukup untuk mengemban peran tempur yang selama ini minim di lini kekuatan udara Indonesia.
210