by

Akibat Tunggakan Listrik PLN 1 Miliar, Ribuan Pelanggan PDAM Tirta Malem Terganggu

Berita  Karo.OLNewsIndonesia,Selasa(03/12)

Akibat tunggakan rekening listrik mencapai Rp1 miliar tak terbayarkan,
membuat saluran mesin pompa yang di aliri listrik tersebut tak berfungsi menyedot mata air milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Malem, di Lau Bawang, Kabanjahe, Kabupaten Karo, sehingga diputus pihak PLN Kabanjahe.

Akibatnya, ribuan pelanggan tidak dapat menikmati air bersih. Seperti dirasakan salah satu warga masyarakat R. Ginting (28) warga Kapten Bangsi, Kabanjahe, yang mengaku kalau sudah dua hari terakhir air tidak mengalir ke rumahnya. “Biasanya air hidup ke rumah dua hari sekali, tapi belakangan ini sudah dua hari air gak hidup lagi,” jelasnya kepada wartawan, Senin (02/12) 2019 kemarin.

Ket foto : Sumber mata air milik PDAM Tirta Malem yang tidak berfungsi lagi, akibat  aliran listriknya diputuskan oleh pihak PLN, (Ist)
Ket foto : Sumber mata air milik PDAM Tirta Malem yang tidak berfungsi lagi, akibat aliran listriknya diputuskan oleh pihak PLN, (Ist)

Dikatakannya, akibatnya Ia harus mengeluarkan biaya tambahan membeli air, yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari. “Kami terpaksa membeli air, dengan harga Rp30 ribu per drum. Mau gak mau harus dibeli, karena air adalah kebutuhan pokok,” ujarnya.

Plt Direktur PDAM Tirta Malem, Jonara Tarigan, mengatakan, pendistribusian air mengalami kendala, akibat aliran listrik diputus oleh PLN. Pemutusan ini dikarenakan pihaknya belum membayarkan tagihan listrik selama 8 bulan mulai April hingga Nopember 2019, dengan total biaya sekitar Rp1 miliar, “jelasnya.

Jonara mengatakan, tunggakan rekening listrik tidak dibayar pihaknya, lantaran pelanggan PDAM Tirta Malem tidak membayarkan tagihan listriknya. Dan sesuai data tunggakan tagihan air pelanggan mencapai Rp5 Miliar dari tahun 2000 hinga sekarang.

“Gimana mau kita bayar tagihan listrik kita, pelanggan saja tidak mau bayar tagihan airnya, yang mencapai Rp5 miliar dengan tunggakan data pelanggan, mencapai 12 ribuan lebih. Sedangkan buat bayar rekening listrik pompa air per bulannya mencapai Rp180 juta,” katanya.

Sementara, Pemkab Karo, hanya memberi bantuan bersifat fisik, dan bukan tunai. Karena memang begitulah peraturannya. Kita memang di bawah Pemda, tapi kita sudah mandiri. Regulasinya memang seperti itu, biaya perawatan, perbaikan, dan lain-lain itu uangnya dari pelanggan semua, tidak ada bantuan dana segar dari Pemkab Karo. “Aliran listrik yang diputus PLN untuk mesin sedot dari mata air di Lau Bawang pendistribusiannya untuk 7000 lebih pelanggan. Sisanya ada empat mata air lagi, yang masih bisa difungsikan,” terangnya.

Untuk sementara ini, demi memberi pelayanan air kepada pelanggan, pihaknya mengoptimalkan empat mata air tersebut. Dimana langkah kita sekarang ini, kita optimalkan sisa  mata air yang masih berfungsi semaksimal mungkin.

“Kalau kita mohon untuk ditunda pemutusan, udah berkali kali. Pemutusan sementara dilakukan, 31 Oktober kemarin. Karena gak terbayar juga, dilanjutkan pada 29 Nopember dengan pemutusan total,” jelasnya.

(David)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.