Berita Jakarta, Berita Online Indonesia Di Online News Indonesia, www.olnewsindonesia.com
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Pusip) DKI Jakarta, mengapresiasi acara bincang sastra dan peluncuran buku anak berjudul ‘Ke mana lagi Kita Pergi, Ma?’ di Pusat Dokumentasi Sastra HB. Yassin Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip (Pusip) DKI Jakarta, Firmansyah mengatakan, kegiatan yang diselenggarakan Lembaga dan Sastra Reboeng ini menampilkan acara mendongeng oleh Paman Gerry. yang diikuti anak-anak dan ibu-ibu.
“Ibu-ibu pun punya peran besar terhadap anak. Saya berharap acara seperti ini sesering mungkin diadakan,” ujarnya Minggu (13/8).
Menurut Firman, anak merupakan aset masa depan bangsa yang harus dididik dengan baik, sehingga mereka memiliki bekal menghadapi bonus demografi pada 2046 mendatang.
“Masa anak-anak itu harus diisi dengan hal-hal baik, karena itu sangat membutuhkan peran ibu,” tuturnya.
Ketua Lembaga dan Sastra Reboeng, Nana Ernawati menjelaskan, saat ini mendongeng tengah menjadi trend di masyarakat, karena manfaatnya dapat terus dirasakan hingga puluhan tahun ke depan.
“Dongeng juga harus mengikuti
perkembangan dunia digital, agar dapat menarik minat anak-anak.Ada contoh dalam buku yang diterbitkan, dimana menggambarkan binatang Anoa, bisa pakai WhatApps (WA), atau Badak Jawa yang dapat membantu petani membajak sawah,” jelas Nana.
Dalam mendukung literasi anak, rencananya Nana akan menerbitkan 20 judul buku lainnya, seperti seri binatang atau hewan endemik. Pada intinya diluncurkan buku ini adalah untuk menarik minat anak agar mau mendengarkan dongeng atau membaca bukunya.
Sementara itu, Dhenok Kristiani selaku penulis buku berjudul “Ke Mana Lagi Kita Pergi, Ma?” menegaskan akan terus berkarya untuk menulis buku anak. Menurutnya, melalui buku yang kemudian didongengkan, ke depan bisa menanamkan nilai-nilai kepada anak.
“Di situ kita juga bisa bercerita kepada anak-anak, tanpa harus menggurui. Karena itu, saya bersama LLS Reboeng, menerbitkan banyak buku dongeng sebagai upaya mengembangkan dan melestarikan cerita anak di Indonesia,” tandasnya.
210