Berita Teknologi, Berita Online Indonesia Di Online News Indonesia, www.olnewsindonesia.com
Sekelompok ilmuwan di China yang melakukan penelitian tentang keamanan teknologi jaringan generasi baru atau 6G menemukan bahwa radiasi yang dihasilkan dari gelombang radio terahertz (THz) menyebabkan pertumbuhan sel-sel otak tikus laboratorium mereka lebih cepat dari biasanya.
Ilmuwan China mengatakan, berdasarkan pengamatan yang mereka lakukan pada tikus laboratorium setelah terkena radiasi gelombang THz, sel otak tikus tumbuh hingga 150%.
Durasi tikus laboratorium yang terpapar radiasi adalah selama 3 menit dengan daya serendah 100 mikrowatt pada frekuensi berkisar antara 0,3 hingga 3 THz.
Meski sel-sel otak tikus tumbuh lebih cepat dari biasanya, para ilmuwan yang melakukan tes tersebut mengatakan tikus laboratorium itu dalam keadaan sehat.
Frekuensi gelombang terahertz jauh lebih tinggi daripada gelombang milimeter yang digunakan pada teknologi jaringan 5G yang kecepatan tertingginya dibatasi hingga 20 Gbps.
Para peneliti menyatakan bahwa temuan dari penelitian yang dilakukan tidak hanya diharapkan dapat membantu industri menilai tingkat keamanan teknologi komunikasi tetapi juga untuk mengembangkan terapi untuk mengobati penyakit otak.
“Keamanan protokol radiasi terahertz adalah perhatian utama,” kata Li Xiaoli, Kepala Ilmuwan Laboratorium Kunci Negara untuk Ilmu Saraf dan Pembelajaran Kognitif, Universitas Normal Beijing.
Dalam laporan hasil studi terpisah yang dilakukan oleh seorang profesor bernama Liu Jianxin bersama dengan Brain Science Institute di Universitas Xian Jiaotong, Shaanxi menemukan bahwa paparan radiasi THz pada tikus dapat membuat mereka lebih pintar.
Hasil penelitian yang dilakukan profesor tersebut menunjukkan bahwa paparan radiasi setinggi 90 miliwatt THz selama 20 menit sehari selama tiga minggu secara signifikan meningkatkan jumlah sel otak baru pada tikus muda.
Namun, efek yang sama tidak terjadi pada tikus yang lebih tua. Alasan mengapa hal ini terjadi masih belum diketahui oleh para peneliti.
Sumber: South China Morning Post
Jmy