Berita Bogor, OLNewsindonesia, Jumat (08/05)
Maraknya sekelompok orang yang di sebut oleh warga sekitar dengan sebutan “manusia karung”, yang kerap berkumpul di wilayah Desa Nagrak, kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor. Tepatnya di samping gerbang utama Kota Wisata, jalan Alternatif Cibubur. Untuk meminta belas kasihan dari masyarakat sekitar.
Sebelumnya, kehadiran sekelompok orang tersebut di persoalkan oleh masyarakat, khususnya warga Desa Nagrak sendiri. Dikarenakan, dikuatirkan warga sekitar, mereka menjadi pemicu adanya penyebaran virus Corona/Covid-19. Dan menjadi penyebab adanya kriminalitas di wilayah Desa Nagrak.
Pemerintah Desa Nagrak, Kecamatan Gunung Putri, menyikapi keluhan warga yang resah akan kehadiran “manusia karung” tersebut. Melalui Sekertaris Desa Nagrak, Samsudin meminta kepada Muspika Kecamatan Gunung Putri, agar segera ambil tindakan terkait “manusia karung” yang sudah meresahkan warga Desa Nagrak.
“Terkait permasalahan tersebut, kami tidak bisa bertindak sendiri. Karna itu, kami akan melaporkan permasalahan tersebut kepada Kecamatan Gunung Putri, agar segera di tertibkan oleh Satpol PP Kecamatan Gunung Putri.” Ucap pintanya Samsudin selaku Sekertaris Desa Nagrak. (8.5)
sementara itu, Samsudin juga membeberkan, bahwa “manusia karung” yang kerap berkumpul di wilayah Desa Nagrak, bukanlah warga asli dari Desa Nagrak.
“Mereka itu berasal dari daerah luar Desa Nagrak, karna saya tahu dari bahasa yang mereka ucapkan. Dan kita sudah sisir ke seluruh wilayah kami, ternyata mereka tidak tinggal disini, mereka hanya datang pada siang hari saja, lalu pergi pada malam hari.” Katanya.
Beliau pun mengungkapkan, bahwa “manusia karung” yang di sebut oleh masyarakat sekitar, hanyalah memanfaatkan keadaan disaat bulan Suci Ramadhan untuk mendapatkan belas kasihan dari masyarakat sekitar. Dengan bermodalkan karung agar terlihat seperti pemulung.
“Sebenarnya “manusia karung” ini bukan pemulung seperti pemulung pada umumnya, karna ini musiman memasuki bulan Suci Ramadhan. Karna ini seperti ada perekrutan dan ada yang mengarahkan, karna setiap hari saya perhatikan, di dekat ruko tempat mereka berkumpul, orangnya hanya itu-itu saja, seperti ada yang menentukan dan terorganisir.” Ungkap sekertaris Desa Nagrak, Samsudin
(Deni)