Stan Pameran Desa Seribu Bunga Minim Bunga Dan Buah,Seniman Karo Anggap Pemkab Tak Serius

 

Berita Karo.OLNewsindonesia,Sabtu(06/07)

Festival Bunga dan Buah adalah pagelaran acara tahunan Pemkab Karo dan kali ini dilaksanakan mulai tanggal 5/sd 7 Juli 2019 (selama tiga hari) yang dipusatkan di area Taman Mejuah-juah Berastagi dengan menyuguhkan pameran Bunga dan Buah serta berbagai perlombaan dan pameran Stan dari setiap Instansi Pemerintah maupun Swasta yang ada di Kabupaten Karo.

Tapi kali ini ada yang kurang sedap di pandang mata, yaitu sebuah Stan atau Tenda megah dihiasi tirai warna warna berdiri kokoh yang tidak jauh dari ruas jalan dari gerbang masuk atau dekat panggung utama (atas) Taman Mejuah-Juah ada spanduk terbentang dengan tulisan “Desa Seribu Bunga”, yang nyatanya di dalan area Stan /tenda tersebut sangat minim Bunga dan tidak mencerminkan thema Bunga dan Buah.

Ket foto  : Miniatur Bangun  Rumah adat Karo yang berada di Dalam Lokasi Stan Desa Seribu Bunga
Ket foto : Miniatur Bangun Rumah adat Karo yang berada di Dalam Lokasi Stan Desa Seribu Bunga

Crew Olnewsindonesia mengkonfirmasi salah satu pengurus dari Stan Desa Seribu Bunga ini dan juga sebagai anggota Kelompok Tani Desa Raya, Darma Wisata Ketaren (43) mengungkapkan, ” kita akui hal tersebut benar adanya, kita juga malu sebenarnya, tapi ini lah kenyataan, kita gunakan dana sendiri / pribadi dari Gapoktan Desa Raya,” ujarnya.

Kita butuh memamerkan Bunga Bunga hasil dari Desa Raya agar di ketahui orang kalau Desa Raya penghasil Bunga , seperi yang selama ini di degungkan kalau Desa Raya menjadi contoh desa terbaik dengan Desa Seribu Bunga Dikabupaten Karo, ” paparnya.

Di terangkan nya lagi, kalau kegiatan ini inisiatif warga atau oleh Gapoktan Desa Raya dan kita sudah meminta bantuan ke Pemkab agar berharap di berikan bantuan, namun katanya Pemkab tidak ada dana nya. Pemkab atau Panitia tidak ada memberikan bantuan dana, hanya sebatas Stan berupa tenda besar saja, ya ini lah yang abang liat situasi nya, ” terang Ketaren .

Ket foto : Duo Seniman Karo (Ersada Sembiring dan Kasir Berahmana) saat berada dilokasi pameran (Stan Desa Seribu Bunga) Taman Mejuah-Juah Berastagi, Sabtu (06/07)
Ket foto : Duo Seniman Karo (Ersada Sembiring dan Kasir Berahmana) saat berada dilokasi pameran (Stan Desa Seribu Bunga) Taman Mejuah-Juah Berastagi, Sabtu (06/07)

Darma Ketaren menuturkan semua ini kan butuh biaya mulai tenaga kerjanya, bahan bahannya seperti bunga, bambu, alat pelaminan, dll, sedangkan alat pelaminan ini kita pinjam sewa , karena Gapoktan belum ada menyediakan . Sebenarnya kita (warga) punya potensi dan bakat, bila diberdayakan,seandainya bila kita punya dana, bunga yang layu ini bisa kita tukar ke yang baru sementara untuk barang yang di pinjam sewa ini rusak?! dari mana kita ambil dananya, “kata Darma seolah bertanya.

Di tempat yang sama Kasir Berahmana dan Ersada Sembiring Duo Seniman Karo yang kebetulan berada di lokasi Stan Desa Seribu Bunga saat di minta tanggapan nya pada Sabtu, (06/07) 2019 sekira pukul 17.00 WIB mengatakan dengan logat bahasa Daerah Karo, “adi bage lanai atena tutus, lanai sesuai ras si bas spanduk na, berarti Pemkab Karo la tutus ! ( kalau seperti ini kelihatan nya Pemkab Karo tidak serius, tidak sesuai dengan isi spanduk, red),” ucap Kasir Berahmana dengan emosional.

(David

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *