Medan OLNewsindonesia.com, Rabu (29/11)
Rumah di Jalan Ahmad Yani Medan, paling mencuri perhatian di antara rumah tetangga-tetangganya.
Sebuah gapura khas bangunan China warna kuning cerah menarik pengendara yang lalu lalang. Silih berganti masyarakat bertamu ke rumah yang telah berusia 117 tahun itu.
Rumah yang 80 persen masih terjaga itu, merupakan rumah orang terkaya di Medan, Tjong A Fie. Ia merupakan pemimpin masyarakat China di Medan pada tahun 1920-an.
“Ini baru pertama kali bang. Ingin tahu itu bagimana, masak orang Medan nggak tahu Tjong A Fie .
Setahu saya, Tjong A Fie sosoknya dermawan. Rumahnya keren, bagus. Desain lama. Penasaran saja dalam rumahnya itu bagimana,” kata Susilawaty warga Jalan Tanjung Sari Medan Kepada OLNewsindonesia Minggu (26/11)
Rumah itu dibagi beberapa bagian. Bagian depan adalah halaman yang cukup asri. Setelah itu, tamu masuk ke ruang tamu dan suasana awal abad 20-an sangat terasa. Pengunjung harus dipandu untuk melihat ruangan demi ruangan.
“Kondisi rumah bangunan asli 80 persen, kayu masih asli, langit-langit dan juga lantai masih asli (belum diganti). Keramik dari Italia,” ungkap seorang pemandu pengunjung di Rumah Tjong A Fie, Dio Haryanto Kepada OLNewsindonesia Medan.
Setidaknya rumah itu memiliki 18 ruang yang difungsikan menjadi banyak peruntukan. Seperti ruang kamar tidur, ruang makan, dapur, ruang tamu, sumur, ruang santai hingga ruang rapat.
Selain itu, ada sejumlah perabot rumah di kediaman Tjong A Fie yang masih terawat hingga sekarang. Perabot rumah yang masih terjaga itu bangku, meja, lemari, berangkas, gramaphone, tempat tidur Tjong A Fie, alat masak dan sumur.
“Rumah ini usianya 117 tahun. Langit-langit dan lantainya masih asli. Bangunan rumah arsitekturnya campuran, dari Belanda, China dan Melayu. Kalau Senin-Jumat, pengunjung ada sekitar 35 orang per harinya. Kalau weekend ada 100 pengunjung yang datang,” jelas Dio.
Tjong A Fie merantau dari China ke Medan pada 1877 di saat usianya baru 17 tahun. Tjong merupakan anak keempat dari 7 bersaudara. Tiba di Medan, Tjong A Fie bekerja di kebun tembakau.
“Karena kinerjanya yang bagus, akhirnya Tjong A Fie menjadi pengusaha tembakau. Lalu juga pengusaha di bidang kopi, minyak kelapa, teh, hotel dan juga bank,” ujar Dio.
Bisnisnya pun tumbuh besar. Tjong memiliki karyawan ribuan orang. Seiring waktu, Tjong A Fie menjadi pemimpin orang China di Medan pada 1890.
Di masanya, berbagai pembangunan ditorehkan di Medan. Dari membangun masjid, gereja dan fasilitas umum. Oleh Belanda, Tjong A Fie diangkat sebagai penghubung antara Pemerintah Belanda dengan masyarakat China di Medan.”Dia diangkat Belanda sebagai penghubung. Memimpin masyarakat China di Kota Medan,” imbuh Dio.
Penggalan kisah hidup Tjong A Fie dituturkan anaknya, Quenny Chang dalam sebuah buku ‘Kisah Hidup Quenny Chang: Anak Tjong A Fie, Orang Terkaya di Medan.
Kini, rumah itu telah dibuka untuk umum dan untuk biaya perawatan, tamu dikenakan tiket Rp 35 ribu per orang.
(Tim/SMS